salam


Jumat, 09 Mei 2014

Resep Makanan Sehat Baru: "Bakso Singkong"

Berikut adalah cara membuat makanan Bakso Singkong yaitu:
þ Bahan:
1.      Singkong 500 gram, haluskan
2.      Telur 1 butir
3.      Putih telur 2 butir
4.      Tepung kanji 2 sdm
5.      air untuk merebus bakso 1 liter
6.      seledri secukupnya
þ Bahan dan isi :
1.      Ayam cincang 200 gram
2.      kaldu bubuk instan secukupnya
þ Bumbu:
1.      bawang putih                          10 siung, goreng, haluskan
2.      bawang merah                         5 siung, goreng, haluskan
3.      Tumbar                                    secukupnya
4.      lada halus                                secukupnya
5.      kaldu sapi bubuk instan          secukupnya
6.      garam                                      secukupnya
7.      gula                                         secukupnya
þ Bahan untuk kuah bakso
Bahan yang diperlukan :
·       1 buah tulang sapi, ukuran sedang, potong 3 bagian
·       4 siung bawang putih, dimemarkan dulu
·       1 buah kaldu ayam dadu
·       1/2 sendok teh merica
·       1 sendok teh garam
·       1 liter Air untuk perebus
þ Cara membuat:
1.      Membuat bakso singkong
-          Haluskan singkong, kocok telur dan putih telur dan masukkan kedalam adonan singkong yang telah dihaluskan, masukan bumbu (tumbar, bawang putih, yang telah di haluskan) dan garam  ke dalam adonan, campurkan sampai merata.
-          setelah halus, masukan tepung kanji dan air es. giling kembali hingga rata.
-          Pipihkan adonan singkong, masukan ayam yang telah direbus, kemudian dicincang dan dibumbui dengan merica, bawang putih dan seledri. buat adonan menjadi bulatan.
-          Masukkan kedalam penggorengan yang berisi minyak yang telah dipanaskan. Goreng sampai berwarna kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
2.      Membuat kuah bakso
-          Pertama didihkan 1 liter air di atas api sedang.
-          Kemudian masukkan tulang sapi dan didihkan sebentar lalu kecilkan apinya
-          Lalu masukkan bawang putih, masaklah terus dengan api kecil sampai kuah mendidih selama 1 jam dan kuah menyusut 1/3 bagian
-          Selanjutnya masukkan kaldu ayam, merica dan garam. biarkan diatas api kecil sampai mendidih be berapa saat, matikan api.
-          Keluarkan sumsum dalam tulang sapi sampai bersih. biarkan mengambang dikuah.
-          Kaldu siap dipakai untuk kuah bakso. cicipi, jika kurang asin tambahkan.selesai

Selamat mencoba Resep terbaru khayalan sayaa :D

Sabtu, 03 Mei 2014

STANDAR V PALPASI ABDOMINAL


A.      Pengertian Standar
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.
Menurut Donabedian (1980)
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,berkaitan dengan parameter yang telahditetapkan.
Menurut Rowland and Rowland (1983)
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Secara luas, pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

B.       Syarat Standar
1.         Spesifik (specific)
2.         Dapat diukur (measurable)
3.         Tepat (appropriate)
4.         Dapat dipercaya (reliable)
5.         Tepat waktu (timely

C.       Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar, yang dikelompokan menjadi 5 bagian besar yaitu:
1.         Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2.         Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3.         Standar Pelayanan Persalinan (4 standar)
4.         Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5.         Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

D.      Standar V Palpasi Abdominal
a.    Tujuan Standar
1.    Memperkirakan usia kehamilan
2.    pemantauan pertumbuhan janin
3.    penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin
b.    Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
c.    Hasil Standar
1.    Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
2.    Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan
3.    Diagnosis dari kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan
d.   Prasyarat
1.    Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
2.    Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik.
3.    Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat.
4.    Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu Ibu untuk pencatatan
5.    Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan.
e.    Proses
1.         Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal.
2.         Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi; apa yang dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan haid terakhir, atau kapan pertama kali merasakan pergerakan janin.
3.         Sebelum palpasi abdominal, mintalah ibu hamil untuk mengosongkan kandung kencingnya.
4.         Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal. Jangan membaringkan ibu hamil terlentang dengan punggung datar, karena berat uterus dapat menekan pembuluh darah balik ke jantung sehingga akan mengakibatkan pingsan.
5.         Periksa abdomen: adakah parut (tanyakan penyebabnya), tanda-tanda kehamilan sebelumnya, tanda-tanda peregangan uterus yang berlebihan atau kehamilan ganda (perut terlalu besar, banyak bagian janin yang teraba, terabanya lebih dari satu kepala janin). Catat semua temuan dan rujuk tepat waktu ke rumah sakit jika ditemukan bekas bedah sesar, tanda berlebih/kurangnya cairan amnion, kehamilan ganda.
6.         Perkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24, cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain.
7.         Ukur dengan meteran kain dari simfisis pubis ke fundus uteri; catat hasilnya dalam cm. Jika hasilnya berbeda dengan  perkiraan umur kehamilan (dalam minggu) atau tidak sesuai dengan gravidogram berarti terdapat pertumbuhan janin lambat/tidak ada, ibu perlu dirujuk.
8.         Lakukan palpasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak janin. (seharusnya memanjang, jika tidak, dan usia kehamilan 36 minggu atau lebih, rujuk ke rumah sakit)
9.         Dengan menggunakan dua tangan, lakukan palpasi abdominal untuk menentukan bagian bawah janin. (Kepala teraba keras dan lebih besar dibandingkan bokong. Jika kepala berada di fundus uteri, biasanya melenting).
10.     pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan kepala, persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
11.     Setelah umur kehamilan 37 minggu, terutama pada kehamilan pertama, periksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin. (Kepala janin sudah melewati pintu atas panggul atau kepala janin teraba hanya dua jari di atas pintu atas panggul). Bila kepala tidak masuk ke panggul (CPD/DKP), persalinan harus di rumah sakit.
12.     Periksa letak punggung janin dan dengarkan denyut jantung janin. (Dengarkan denyut jantung janin, atau pergerakan janin sangat lemah, rujuklah ibu ke rumah sakit.
13.     Bicarakan hasil pemeriksaan dengan ibu hamil, suami/anggota keluarga yang mengantar.
14.     Catat semua temuan, pelajari dan jika ada kelainan rujuk tepat waktu ke pouskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan.
f.         Hal yang Perlu diingat Berkaitan dengan Standar V Palpasi Abdominal
Kelainan yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, meliputi:
1.    Tinggi fundus uteri berbeda dengan usia kehamilan dalam minggu.
2.    Kelainan letak, letak bokong, letak lintang, letak yang berubah-ubah.
3.    Dugaan kehamilan ganda.
4.    Denyut jantung janin, kurang daro 100 kali/menit, atau lebih dari 160 kali/menit atau iramanya tidak teratur.
5.    Gerak janin lemah atau menurun (kurang dari 10 kali dalam 1 2 jam) pada bulan teakhir kehamilan.

6.    Cairan amnion berlebihan (dinding perut bulat dan mengkilat), atau kurang (bagian janin mudah terlihat dari luar).

Minggu, 26 Mei 2013

Minggu, 12 Mei 2013

Try Out Sipensimaru Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi DIII Kebidanan Magetan 2013


Hari/ Tanggal                   : Minggu, 21 April 2013Jam                                  : 07.00 WIB-selesai
Tempat                            : Kampus Prodi Kebidanan Magetan


KetuaFatih Akbar Rani                       (Jalum II)
Wakil KetuaNindia Ayu Lorenza           (Jalum I)
Sekretaris:
1.    Windy Lestari               (Jalum II)
2.    Nova Novia                   (Jalum I)
Bendahara:
 1.    Fachrunnisa Nur Badiyani       (Jalum II)
 2.    Melati                                   (Jalum I)

Pendaftaran

Daftar Ulang

Selamat berjuang mengerjakan :)

Seminar

Pengumuman Nilai

Juara

Panitia

Alhamdulillah telah berjalan dengan lancar :)

Sabtu, 04 Mei 2013

dr. Suparyanto, M.Kes: KONSEP GUMOH (REGURGITASI)

dr. Suparyanto, M.Kes: KONSEP GUMOH (REGURGITASI): Dr. Suparyanto, M.Kes KONSEP GUMOH (REGURGITASI) Pengertian Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan...

Minggu, 31 Maret 2013


DAMPAK NEGATIF DARI ABORSI UNTUK KIA

Nama Pemain:
Nindi Ayu L               : Loren Amd. Keb
Nurma Yuslichawati   : Ibu
Widyawati                  : Narator
Jannie                          : Bripda Lia
Mega Ayu P                : Dewi
Kiki                             : Mbah Sarijem
Kinanti                                    : Rea
Mita Ayu                     : Anggun
Siska                            : Denis
Hartatik                       : Imah


Pada suatu hari, di Desa Lembeyan ada seorang bidan yang bernama Loren Amd. Keb di hadapkan pada suatu masalah. Dia di datangi seorang gadis remaja yang bernama Rea. Dia masih saudara sepupu dengan bidan itu. Dia meminta tolong seorang bidan untuk melakukan aborsi. Akankah bidan tersebut mau melakukan praktik illegal tersebut? Untuk lebih jelasnya, mari kita saksikan.

Pada suatu hari, pasangan remaja sedang duduk berdua di taman kampus.
Rea                  : “Sayang, aku telat.”
Denis               : “ Telat apa?. Telat masuk sekolah?”
Rea                  : “ Telat saying…”
Denis               : “ Ha? Maksudnya?”
Rea                  : “ Apa kamu tidak ingat kejadian kemarin?”
Denis               : “ Kejadian yang mana?”
Rea                  : “ Kamu sudah merenggut keperawananku dan kamu juga berjanji akan bertanggung jawab. Sekarang aku ingin menagih janjimu.”
Denis               : “ Aku berjanji apa kepadamu?”
Rea                  : “ Kamu berjanji akan menikahiku dan sekarang aku hamil 2 bulan.”
Denis               : “ Apa benar yang kamu katakan?”
Rea                  : “ Sumpah! Aku tidak bohong.”
Denis               : “ Gugurkan saja!”
Rea                  : “ Apa kamu gila! Ini adalah anugrah dari Tuhan.”
Denis               : “ Aku tidak mau tau! Gugurkan saja kandunganmu!” (pergi)
Rea                  : (sedih,menangis,menyesali perbuatannya)

Kemudian, Rea melaporkan kepada ibunya bahwa dia hamil.
Rea                  : (langsung masuk kamar,terlihat sedih,gelisah)
Ibu                   : (bingung melihat sikap anaknya, kemudian menghampiri)
Ibu                   : “ Ono opo to nduk? Cerito to karo ibu.”
Rea                  : (hanya diam dan menangis)
Ibu                   : “ Wis to la nduk,cerito to karo ibu. Ono masalah opo?”
Rea                  : “ Kulo sampun telat 2 bulan, mboten haid.”
Ibu                   : “Walah nduk…kok iso?”
Rea                  : (menangis meminta ampun). “Kulo nyuwun pangapunten bu.”
Ibu                   : “ Sopo sing wani-wanine gawe kowe koyok ngene! Sopo… Sopo! Cerito karo ibu (marah)
Rea                  : (menangis)
Ibu                   : “ Sopo! Cerito to nduk..
Rea                  : “ Mas Denis kae buk sing gawe kulo koyok ngene.”
Ibu                   : “Astagfiruallah alhadzim.”
Rea                  : (tambah menangis tersedu-sedu)
Ibu                   : “ Wis ayo melu ibu,nemui bocah kae.”
Rea                  : “ Mpun bu, mboten usah. Kulo sampun ngomong kale mas denis.”
Ibu                   : “ Terus piye?”
Rea                  : “ Mboten purun tanggung jawab bu.”
Ibu                   : (bingung dan keluar dari kamar sambil mondar-mandir)

Sementara itu, Saudara ibu yang bernama Imah datang untuk bertamu. Akan tetapi, tidak ada jawaban saat mengetuk pintu rumahnya.
Imah                : “ Assalamu’alaikum wr.wb.”
(tidak ada jawaban berkali-kali mengetuk pintu sambil memanggil-manggil)

Langsung masuk rumah.
Imah                : (terkejut melihat saudaranya terlihat gelisah duduk di sofa dan kemudian menghampirinya). “ Walah mbak yu, sampean iku tak panggili ora nyaut-nyaut.”
Ibu                   : (diam saja sambil meneteskan air mata dan terlihat tetap gelisah)
Imah                : “ Mbak! Sampean iki tak ajak ngomong kok meneng wae.”
Ibu                   : “ Rene-rene dik, nyedeko ning aku. Tak omongi. Iki ponakanmu lagi ono masalah sing gawe jenenge keluarga iki elek. “
Imah                : “ Piye to mbak yu…sing genah nopo.”
Ibu                   : “Kae lho, bocah Denis kae wis gawe anakku hamil. Terus ora gelem tanggung jawab. Piye iki dik? Aku bingung kudu piye.”
Imah                : (terkejut) Lho!! Wis ngene mbak yu,nek ora gelem tanggung jawab. Wis ayo melu aku ning mbah Sarijem. Dukun bayi sing terkenal kae.”
Ibu                   : “Sik to dik. Maksudmu kui opo arep gugurne calon putuku? Opo ora wedi karo gusti Allah?”
Imah                : “Lha wong anakmu ora wedi duso. Lha mbak yu milih ndi? Lahir tanpa bapak opo anakmu iso tetep nglanjutne sekolah.”
Ibu                   : “ Sik dik tak piker-pikir dhisik.”
Imah                : “ Wis emboh. Sampean di kandani angel. Ngene ae, mengko lek sido hubungi aku.”
Ibu                   : “Suwun yo dik sarane.”

Setelah itu, Imah permisi pulang dan Rea mencoba meminta pendapat teman akrabnya yaitu Anggun melalui telepon.
Rea                  : (menelpon)
Anggun           : (mengangkat)
Rea                  : “ Halo, Assalamu’alaikum.”
Anggun           : “ Wa’alaikum salam. Ada apa?”
Rea                  : “ Aku mau curhat.”
Anggun           : “ Curhat apa?”
Rea                  : (menangis tersedu-sedu)
Anggun           : “ Kenapa? Kok menangis. Ada masalah apa?
Rea                  : “ Aku hamil” (sambil tersedu-sedu)
Anggun           : “ Kamu jangan becanda donk.”
Rea                  : “ aku serius, aku hamil 2 bulan dan ini adalah hasil perbuatanku dengan mas denis dan dia tidak mau bertanggung jawab.”
Anggun           : (terkejut). “ Apa kamu sudah periksa?
Rea                  : “Belum.”
Anggun           : “ Kamu periksa saja ke bidan untuk memastikan kamu positif  hamil apa tidak.”
Rea                  : “ Ya sudah. Terima kasih.”
Anggun           : “Sama-sama.”

Kemudian ibu dan Rea berdiskusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akhirnya mereka mengambil solusi untuk periksa ke bidan Loren memastikan positif hamil apa tidak.
Ibu dan Rea    : (langsung ke bidan)
Loren               : “ Monggo bu. Wonten masalah nopo?”
Ibu                   : “ Niki,kulo badhe mriksa aken anak kulo.
Loren               : “Oh inggih. Naminipun sinten? Umurenipun pinten lan alamat jenengan pundi?”
Rea                  : “Rea Reara,19 tahun,alamat Lembeyan.
Loren               : “Masalahnipun nopo?”
Ibu                   : “ Mekaten bu bidan. Anak kulo niki pun mboten haid 2 bulan. Terus kepripun niki bu bidan?”
Loren               : “ Kulo prikso kriyen nggih mbk?”

Setelah di periksa.
Loren               : “ Mekaten bu, larene jenengan niki positif hamil 2 bulan.”
Ibu                   : “ Lha terus piye bu bidan. Anak kulo tasik sekolah.”
Loren               : “ Jenengan rembuk kale keluarganipun lare jaler.”
Ibu                   : “ Sampun kulo kandani. Tapi mboten purun tanggung jawab. Ngeten mawon bu bidan,kulo nyuwun tulung kandunganipun putri kulo niki panjenengan ical aken.”
Loren               : “ Nyuwun pangapunten sak katahipun nggih bu. Kulo mboten kerso menawi panjenengan badhe ngguguraken kandungane putri panjenengan. Meniko nyalahi aturan profesi kulo yaiku bidan.”
Ibu                   : “ Tolong di usahaken, bu bidan. Kulo nyuwun tulung sanget.”
Loren               : “ Pangapunten nggih,bu. Kulo mboten saget.”
Rea                  :  “ Yo wis naknu,.kulo wangsul rumiyin,bu bidan. Bu bidanne ora gelem di suwuni tulung.

Karena bu bidan tidak mau di mintai tolong untuk melakukan aborsi pada kandungan putrinya. Maka ibu dan putrinya pergi untuk menemui dukun bayi.
Rea dan Ibu    : “ Kulo nuwun,mbah.”
Mbah sarijem   : “ Monggo…monggo…pinarak rumiyin. Wonten dawuh punopo,bu?”
Rea                  : “ Kulo pinarak datheng mriki badhe ngrepoti panjenengan,mbah. Kulo badhe nyuwun tulung panjenengan kangge ngguguraken kandunganne yoga kulo.
Mbah sarijem : “ Nopo? Ngorok? Sopo sing ngorok? Ojo sembarangan nuduh sampeyan ki.”
Rea                  : “Buk..buk’e..leh ngomong sing banter.. mbah’e kethok’e sudho rungon.”
Ibu                   : “ Iyo..iyo..nduk..sek tho..ancene sudho rungon mbah’e ki.”
Mbah sarijem : “ Ojo bisak-bisik tho nak omongan ki..sampeyan ki arep nyapo rene ki?”
Ibu                   : “ Mbah, kulo niki ajeng ngguguraken kandunganipun putri kulo (bicara dengan keras)
Rea                  : “ Huts..ojo banter-banter tho,buk..iki aib keluarga lho,buk.”
Ibu                   : “ O..yo..yo..lha pye maneh nduk,mbah’e  yo tarahan ora krungu.”
Mbah sarijem   : “ Wis tho ojo eyel-eyelan..mbah’e iki ora budhek tapi sampeyan leh ngomong kurang banter..leh arep nggugurne kandungan!!mbah’e ra gelem nak kuwi, aku yo ora pengen nambahi dosa maneh,nduk.”
Ibu                   : “ Ayo tho mbah, kulo nyuwun tulung sanget.”
Mbah sarijem   : “ Aku ra iso,nduk,..liyane ae.”
Ibu                   : “ Nyuwun tulung tho,mbah..mangke panjenengan kulo paringi yotro.”
Mbah sarijem   : “ Aku ra gelem nak bayaranne sak itik soale iki taruhanne nyowo wong.”
Rea                  : “ Mboten-mboten,mbah..nyowone putri kulo,insyaallah mboten nopo-nopo. Kulo niki sampun bingung mbah, badhe nutupi aib’e putri kulo, soale lare jalerre mboten purun tanggung jawab.
Mbah sarijem   : “ Piye ya,nduk? Aku yo rodhok galau lan bingung ngono lho.”
Rea                  : “ Nyuwun tulung sanget, mbah.”
Mbah sarijem   : “ Yo wis naknu tak bantu..tapi duit’e jo lali lho,ya.”
Rea                  : “ Nggih-nggih, mbah.”
Mbah sarijem   : “ Yo wis.. ayo melu mbah ning njero.”
(sang gadis masuk ke dalam kamar si dukun bayi)

Tak selang beberapa lama, sang dukun bayi keluar dari kamarnya. Namun, dukun bayi nampak murung dan menundukkan kepalanya. Seolah-olah ada kabar buruk yang ingin dia sampaikan pada ibu gadis tadi. Ibu sang gadis pun bingung dan langsung menghampiri mbah dukun bayi tadi.
Ibu                   : “ Mbah, pripun keadaanne anak kulo??”
Mbah sarijem : “ Nyuwun pangapunten sak derengipun..anakke panjenengan mboten slamet.”
Ibu                   : “ Maksude panjenengan pripun, mbah..? mboten slamet apane?”
Mbah sarijem   : “ Mboten slamet nyawane, bu.. anakke panjenengan niku mboten kiat dadose anakke panjenengan mboten ketulung nyawane.
Ibu                   : “ Astaghfirullah..innalillahi wa innailaihi roji’un..anakku piye iki,mbah.?” (ibu menangis sambil memukul-mukuli mbah dukun)
Mbah sarijem : “ Sabar nggih,..sabar..”

 Tanpa sepengetahuan ibu dan mbah dukun, polisi datang dan menggrebek dukun bayi dan ibu tersebut. Ternyata, polisi sudah lama mengincar keberadaan praktik aborsi oleh mbah dukun tersebut.
Lia                   : “ Angkat tangan semuanya..”
Mbah sarijem   : “ Haa..polisi?”

Mbah sarijem dan Ibu kebingungan dan berusaha melarikan diri namun ternyata polisi terlebih dahulu membuka pintu rumah mbah dukun.
Lia                   : “ Nuwun sewu sak dhereng’e.kulo kaliyan rencang-rencang angsal laporan saking tiyang menawi ing mriki wonten praktik aborsi. Aborsi meniko nggugurne kandungan utawi janin.
Mbah sarijem : “ Aborsi?? Pak polisi di apusi tiyang niku, laporanne niku salah total.”

Polisi memeriksa dan menggeledah seluruh isi ruangan di rumah mbah dukun bayi. Dan polisi berhasil menemukan barang bukti tentang tindakan aborsi.
Lia                   : “ Panjenengan ndherek kulo ing kantor polisi nggih?(menunjuk ke dukun bayi dan ibu)
Mbah sarijem : “ Kulo salah nopo,pak?”
Lia                   : “ Nuwun sewu,bu..mangke panjenengan jelasne ing kantor polisi meniko mawon.

Dukun bayi dan ibu di bawa ke kantor polisi. Dan kabar meninggalnya gadis remaja tadi sudah sampai terdengar di telinga masyarakat dan bidan setempat. Bidan yang tadi sempat dimintai tolong ibu gadis itu kembali mengingat hingga pikiran bidan tersebut merasa terganggu dengan kejadian gadis tersebut. Karena hal tersebut selalu mengganggu fikiran bidan, maka bidan pergi konsultasi ke psikolog.
Keesokan harinya di tempat psikolog….
Dewi               : “ Selamat siang,bu..”
Loren               : “ Selamat siang.”
Dewi               : “ Ada yang bisa saya bantu?”
Loren               : “ Maksud kedatangan saya kesini bermaksud untuk berkonsultasi tentang masalah yang mengganggu pikiran saya.”
Dewi               : “ Kalau boleh tau,masalah apa bu?”
Loren               : “ waktu itu,saya kedatangan klien bersama putrinya yang berniat untuk mengaborsi kandungannya.   Akan tetapi saya tidak mau membantu beliau untuk melakukan praktik aborsi. Lantas ibu dan putrinya tadi meminta bantuan seorang dukun bayi untuk menggugurkan bayinya. Dan malang sekali nasib remaja putri tadi, karena kondisi fisiknya yang tak kuat dengan cara aborsi tersebut akhirnya remaj putri tadi meninggal dunia. Entah saya seperti dihantui perasaan dilema yang berkepanjangan mengenai kematian remaja putri tadi. Kalau menurut anda, apa yang harus saya lakukan?”
Dewi               : “ Ibu harus berdoa untuk mendoakan gadis tersebut, selain itu anda sebaiknya lebih tenang dalam menyikapi hal tersebut. Karena aborsi sangat membahayakan bagi kaum perempuan, meskipun aborsi juga dilegalkan pada kasus darurat. Maka sebagai bidan anda harus berupaya untuk memberi pelayanan KIA yang terbaik tentunya tanpa melanggar kode etik profesi kebidanan anda. Dan sebaiknya anda lebih teliti dalam menyikapi berbagai keluhan dari klien.”
Loren               : “ Terimakasih atas sarannya,bu.”
Dewi               : “ Iya sama-sama.. kalau ibu masih terganggu dengan pikiran dan dilematis, silahkan ibu datang kesini atau menghubungi saya lewat telepon. Dan insyaallah, saya akan membantu ibu.
Loren               : “ Ya terimakasih bu..kalau begitu saya permisi pulang dahulu.”
Dewi               : “ Oh iya,bu..” (sambil tersenyum dan berjabat tangan)

Dan akhirnya bidan sudah lebih tenang dan akan bertekad lebih berhati-hati dalam menyikapi berbagai dilematis dalam praktik kebidanan yang dijalankan.